Nama : Jemmy Loras Ponelsar
Kelas : 11 IPA 2
Kelompok : 1
A.
Usaha
1.
Pengertian Usaha
Kata
usaha dalam kehidupan sehari-hari adalah berbagai aktivitas yang dilakukan
manusia. Contohnya, Valentino Rossi berusaha meningkatkan kelajuan motornya
untuk menjadi juara dunia Moto GP yang ke delapan kalinya, Ronaldinho berusaha
mengecoh penjaga gawang agar dapat mencetak gol, dan Firdaus berusaha
mempelajari Fisika untuk persiapan ulangan harian.
Anda
pun dikatakan melakukan usaha saat mendorong sebuah kotak yang terletak di atas
lantai. Besar usaha yang Anda lakukan bergantung pada besar gaya yang Anda
berikan untuk mendorong kotak dan besar perpindahan kotak.
2. Usaha yang di lakukan
oleh Gaya
Dalam
Fisika, usaha memiliki definisi yang lebih khusus. Jika Anda memberikan gaya
konstan F pada suatu benda sehingga menyebabkan benda berpindah sejauh s, usaha
W yang dilakukan gaya tersebut dinyatakan dengan :
W = F x s
|
(1-1)
Keterangan
:
F
= gaya (N),
s
= perpindahan (m), dan
W
= usaha (Nm = joule).
Usaha yang
dilakukan oleh gaya tetap (besarnya maupun arahnya )diartikan sebagai hasil
perkalian antara perpindahan
titik tangkapnya dengan komponen gaya pada arah perpindahan tersebut.
Besarnya usaha
adalah :
W = ( F cos α ) s
Keterangan :
W = usaha (J) s = perpindahan (m)
F = gaya (N)
W = ( F cos α ) s
Keterangan :
W = usaha (J) s = perpindahan (m)
F = gaya (N)
Nilai – Nilai Usaha
a.
Usaha Bernilai Negatif :
Jika
usaha yang dilakukan berlawanan dengan arah benda maka usaha yang dilakukan
adalah bernilai negatif. Contoh Sekelompok regu tarik tambang telah memberikan
gaya sekuat tenaga namun usaha yang dilakukan oleh regu tarik tambang
kalah tadi berlawanan
b.
Usaha
Bernilai Nol :
Usaha
dikatakan bernilai nol jika gaya yang bekerja tidak menyebabkan terjadinya perpindahan.
Contohnya adalah seorang anak kecil mendorong tembok walaupun dengan gaya yang
besar tembok tersbut tidak mengalami perpindahan.
c.
Usaha
Bernilai Positif :
Bila
usaha yang dilakukan adalah searah dengan arah gaya yang bekerja maka usaha
tersbut bernilai positif. Contohnya Usaha bernilai positif jika ada anak
mendorong kursi dan kursi tersebut mengalami perpindahan
searah dengan gaya yang diberikan.
Dalam
SI satuan gaya adalah newton (N) dan satuan perpindahan adalah meter, sehingga
satuan usaha merupakan hasil perkalian antara satuan gaya dan satuan
perpindahan, yaitu newton meter atau joule. Satuan joule di pilih untuk
menghormati James Prescott Joule (1816 – 1869) , seorang ilmuwan Inggris yang
terkenal dalam penelitian mengenai konsep panas dan energi.
1
joule = 1 Nm
Karena
1 N = 1 kg m/s2
Maka
1 joule = 1 kg m/s2 x 1 m
1
joule = 1 kg m2/s2
Satuan
lain yang juga sering di gunakan adalah kilojoule , di singkat kJ.
1
kJ = 103 J
Contoh
Soal 1 :
Sebuah
benda yang beratnya 10 N berada pada bidang datar. Pada benda tersebut bekerja
sebuah gaya mendatar sebesar 20 N sehingga benda berpindah sejauh 50 cm.
Berapakah usaha yang dilakukan oleh gaya tersebut?
penyelesaian:
Diketahui
:
W
= 10 N, F = 20 N, dan s = 50 cm.
di
Tanya : W…?
jawaban
:
W
= Fs
W
= (20 N)(0,5 m) = 10 joule
Contoh
Soal 2 :
Sebuah
balok bermassa 10 kg ditarik dengan gaya 50 N sehingga berpindah sejauh 8 m.
Jika α = 60° dan gesekan antara balok dan lantai diabaikan, berapakah usaha
yang dilakukan gaya itu?
Penyelesaian :
Diketahui:
F = 50 N, s = 8 m, dan α = 60°.
Ditanya
: w…?
Jawaban :
W = F cosα s
W = F cosα s
W
= (50 N)(cos 60°)(8 m)
W
= (50 N)(1/2)(8 m) = 200 joule.
Nama : Reva Leonita
Inovri
Kelas : 11 IPA 2
Kelas : 11 IPA 2
Kelompok : 1
3. Menghitung
Usaha dari Grafik Gaya dan Perpindahan
Daerah di atas ini menunjukkan grafik gaya vs perpindahan adalah usaha yang dilakukan
oleh gaya. Meninjau situasi balok ditarik di atas meja dengan gaya konstan dari
5 Newton selama berpindah dari 5 meter, maka gaya secara bertahap mengecil
sampai berhenti 5 meter berikutnya.
Usaha yang dilakukan oleh gaya dihitung dengan mengambil luas daerah di bawah grafik gaya vs perpindahan (kombinasi dari persegi panjang dan segitiga) sebagai berikut:
Usaha yang dilakukan oleh gaya dihitung dengan mengambil luas daerah di bawah grafik gaya vs perpindahan (kombinasi dari persegi panjang dan segitiga) sebagai berikut:
Usaha = luas segi empat + luas segi tiga
Usaha = p x l +
at
Usaha = (5 m)
(5 N) +
(5 m)
(5 N) = 37,5 J
|
Hukum Hook
Sebuah aplikasi dari usaha
dikombinasikan dengan grafik gaya dan perpindahan adalah ketika suatu gaya yang
diberikan pada pegas. Semakin kita meregangkan
pegas, semakin besar gaya yang kamu berikan pada pegas dan sebaliknya. Hal ini
dapat dimodelkan sebagai hubungan linear, dimana gaya yang diberikan oleh pegas
adalah sama dengan perubahan panjang pegas. Secara matematis ditulis sebagai:
F adalah gaya yang diberikan pada pegas
dalam newton, x adalah perubahan panjang pegas dari posisi
keseimbangannya, dalam meter, dan k adalah konstanta pegas yang
memberitahu kita bagaimana kekakuan pegas dalam Newton
per meter. Semakin besar konstanta pegas, k, kekuatan yang lebih pegas berlaku per jumlah perubahan panjang pegas.
Kita dapat menentukan konstanta pegas dari pegas dengan membuat grafik gaya pada sumbu y-, dan menempatkan perubahan panjang pegas dari keseimbangannya, atau posisi diam, pada sumbu x-. Kemiringan grafik akan memberikan konstanta pegas. Untuk kasus perubahan panjang digambarkan dalam grafik di sebelah kanan, kita dapat menemukan konstanta pegas sebagai berikut:
Kita dapat menentukan konstanta pegas dari pegas dengan membuat grafik gaya pada sumbu y-, dan menempatkan perubahan panjang pegas dari keseimbangannya, atau posisi diam, pada sumbu x-. Kemiringan grafik akan memberikan konstanta pegas. Untuk kasus perubahan panjang digambarkan dalam grafik di sebelah kanan, kita dapat menemukan konstanta pegas sebagai berikut:
K = kemiringan =
=
= 200 N/m
|
Dengan mengambil daerah di bawah
grafik. Untuk pegas yang meregang sejauh 0,1 m seperti grafik, usaha yang
dilakukan adalah luas daerah di bawah grafik F vs x,
Usaha =
∆F
∆x =
(0,1 m) = 10 Nm = 10 J
|
Contoh soal :
sebuah benda yang berada pada bidang miring dengan
sudut kemiringan 30o bergerak ke atas karena mendapatkan beberapa
gaya , tiga gaya di antaranya F1 =40 N mendatar; F2 = 20
N tegak lurus bidang miring, F3 = 30 N sejajar bidang miring.
Tentukan usaha yang di lakukan pada benda tersebut jika terjjadi perpindahan
sejauh 0,80 m ke atas!
·
Penyelesaian :
DiKetahui : F1 = 40 N F2 = 20 N
F3 = 30 N s = 0,80 m
Di Tanyakan: W1 =…? W2 =…?
W3 =…?
Jawab :
§ Usaha
pada F1 (W1)
F1
= F1 cos 30o = 40
0,866 = 34,6 N
W1
= F1 cos 30o
s
= 34,6
0,866 = 28 J
§ Usaha
pada F2 (W2)
W2
= 0 (tidak melakukan kerja karena F2 tegak lurus terhadap arah
perpindahan)
§ Usaha
pada F3 (W3)
W3
= F3
s
= 30
0,8 = 24 J
Usaha
total adalah
Wtot
= W1 + W2+ W3 = 28 + 0 + 24 = 52 J
Jadi,besarnya
kerja yang di lakukan adalah 52 J
Daya = laju usaha yang dilakukan atau laju energi yang berubah menjadi energy bentuk lain. Jika usaha sebesar W dikerjakan dalam selang waktu t, maka usaha rata-rata yang di kerjakan per satuan waktu atau sering disebut daya rata-rata .
Daya dituliskan secara matematis sebagai berikut
=
=
|
Jika W0 dan t0 yang di ambil bernilai nol, maka di peroleh persamaan
=
|
dengan:
W = usaha (joule), t = waktu (sekon), dan P = daya (J/s atau watt).
Mobil, motor, atau mesin-mesin lainnya sering dinyatakan memiliki daya sekian hp (horse power) yang diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia sebagai daya kuda dengan 1 hp = 746 watt.
Dalam perhitungan teknik, besarnya 1 hp kadang-kadang dibulatkan, yaitu 1 hp = 750 watt. Hubungan antara daya dan kecepatan diturunkan sebagai berikut.
P = W/t = (F.s)/t = F(s/t) = F.v
dengan: F = gaya (N), dan
v =
kecepatan (m/s).
Contoh DAYAMisalnya,Ani mendorong lemari untuk memindahkannya dari pojok kamar ke sisi lain kamar yang berjarak 3 m. Dalam melakukan usahanya itu, Ani membutuhkan waktu 5 menit. Apabila lemari yang sama dipindahkan oleh Arif, ia membutuhkan waktu 3 menit. Ani dan Arif melakukan usaha yang sama, namun keduanya membutuhkan waktu yang berbeda. Besaran yang menyatakan besar usaha yang dilakukan per satuan waktu dinamakan daya. Dengan demikian, kita dapat mengatakan bahwa Arif memiliki daya yang lebih besar daripada Ani. Daya dipengertiankan sebagai kelajuan usaha atau usaha per satuan waktu.
contoh soal DAYA
1.
Sebuah mesin
pesawat terbang mampu memberikan gaya dorong sebesar 20.000 N. Berapakah daya
yang dihasilkan mesin ketika pesawat mengangkasa dengan kecepatan 250 m/s?
Jawab
Diketahui: F = 20.000 N
v = 250 m/s
Ditanya
: P…?
Jawaban
:
P =
F v =
(20.000 N) (250 m/s) = 5.000.000 watt
2.
Seorang petugas PLN yang massanya 50 kg menaiki tangga
sebuah tower yang tingginya 30 m dalam waktu 2 menit. Jika g = 10 m/s2,
berapakah daya yang dikeluarkan petugas PLN tersebut?
Jawab
Diketahui: m =
50 kg, h = 30
m, t = 2
menit, dan g = 10
m/s2.
P = W/t = mgh/t = (50.10.30)/(2.60) = 125watt
3.
Dua mesin jet Boeing 767 masing-masing mampu memberikan
daya dorong pada pesawat sebesar 197.000 N. Jika pesawat itu terbang dengan
kelajuan tetap 900 km/jam, berapakah daya setiap mesin ?
Jawab
Diketahui: F = 197.000
V
= 900 km/jam = 250 m/s
P = Fv =(197.000
N) (250 m/s) = 4,93
107
W
= (4,93
107
W)
= 66.000 hp.5. Satuan Daya
Dalam SI, Satuan usaha = Joule dan satuan waktu = sekon.
Jadi satuan daya adalah joule/sekon atau watt (W).
Satu watt = besarnya daya yang dapat menimbulkan usaha satu joule tiap sekon.
1 watt = 1 joule/sekon, maka 1 joule = 1 watt sekon.
Karena joule merupakan satuan usaha maka watt sekon (Ws) juga termasuk satuan usaha.
Satuan usaha yang lebih besar = kWh (kilowatt hour) atau kilowatt jam.
Karena : 1kW = 1.000 W
1 jam = 3.600 s
Maka : 1 kWh = (1.000W) (3.600 s)
= 3,6 106 Ws
1 kWh = 3,6
106
J
|
Dalam teknik, satuan daya masih menggunakan hp (horse power) atau pk (paarde kracht) atau dk (daya kuda).
1 hp = 746 W =
0,746 kW
|
Persamaan :
W
= Fs
P
=
Maka :
P
=
|
Rumus gerak kecepatan tetap v =
maka :
P = Fv
|
Dengan :
P = daya (W)
F = gaya (N)
V = kecepatan (m/s)
6.
EFISIENSI
Nama : Abu Bakar Maehi
Kelas : 11 IPA 2
Kelompok : 1
B.ENERGI
1. Energi Kinetik
Enegi
kinetik adalah energi yang dimiliki suatu benda karena gerakannya. Jadi, setiap
benda yang bergerak memiliki energi kinetik. Contohnya, energi kinetik dimiliki
oleh mobil yang sedang melaju, pesawat yang sedang terbang, dan anak yang
sedang berlari. Perhatikanlah Gambar 8.
Gambar
8. Gaya F menyebabkan benda bergerak sejauh s sehingga kecepatan benda
berubah dari v1 menjadi v2.
|
Benda
bermassa m1 bergerak dengan kecepatan v1 Benda tersebut
bergerak lurus berubah beraturan sehingga setelah menempuh jarak sebesar s,
kecepatan benda berubah menjadi v1 Oleh karena itu, pada
benda berlaku persamaan v2 = v1 + at
dan s = v1 + ½ at2 Anda telah
mengetahui bahwa percepatan yang timbul pada gerak lurus berubah beraturan
berhubungan dengan gaya F yang bekerja padanya sehingga benda bergerak dengan
percepatan a.
Besar
usaha yang dilakukan gaya sebesar F pada benda dapat dihitung dengan persamaan
Berdasarkan Hukum II Newton :
a =
Sebuah benda diam, jika memperoleh
percepatan a melalui s, kecepatan akhirnya dapat dinyatakan
dengan persamaan :
=
=
2 -
=
-
2
Jika a diganti dengan
,
persamaan
=
di atas menjadi :
=
=
-
2
Fs =
m
( v2 – v02 )
|
Sehingga :
Fs adalah besarnya usaha yang
dilakukkan gaya F terhadap balok karena
dia nggap tidak ada energi hilang maka usaha ini berubah menjadi suatu bentuk
energi dengan besar
yang selanjutnya disebut energi kinetik.
Besaran ½
mv2 merupakan energi kinetik benda karena menyatakan kemampuan
benda untuk melakukan usaha. Secara umum, persamaan energi kinetik dituliskan
sebagai :
EK
= ½ mv2 (1–10)
dengan:
EK
= energi kinetik (joule),
m
= massa benda (kg), dan
v
= kecepatan benda (m/s).
Dari
Persamaan (1–10), Anda dapat memahami bahwa energi kinetik benda berbanding
lurus dengan kuadrat kecepatannya. Apabila kecepatan benda meningkat dua kali
lipat kecepatan semula, energi kinetik benda akan naik menjadi empat kali
lipat. Dengan demikian, semakin besar kecepatan suatu benda, energi kinetiknya
akan semakin besar pula.
Perubahan
energi kinetik benda dari EK = ½ mv12 menjadi
EK = ½ mv22 merupakan besar usaha yang
dilakukan oleh resultan gaya yang bekerja pada benda. Secara matematis,
persamaannya dapat dituliskan sebagai :
W
= ½ mv22 – ½ mv12
W
= EK2 – EK1 = Δ EK
(1–11)
Contoh Soal 10 :
Sebuah peluru yang massanya 10 gram, bergerak dengan kecepatan 80
m/s. Tentukanlah energi kinetik peluru pada saat itu.
Penyelesaian : Diketahui: m = 10 gram = 1 × 10–2 kg dan v = 80 m/s.
Ditanya : energi kinetic potensial?
Jawaban :
EK = ½ mv2 = ½ (1 × 10–2 kg)(80 m/s)2 = 32 joule. |
Contoh Soal 11 :
Sebuah benda bermassa 2 kg berada dalam keadaan diam pada sebuah
bidang datar yang licin. Kemudian, pada benda tersebut bekerja sebuah gaya
F = 20 N sehingga kecepatannya menjadi 10 m/s.
Tentukanlah:
a. usaha yang dilakukan oleh gaya F, dan
b. jarak yang telah ditempuh.
penyelesaian :
Diketahui: mula-mula benda dalam keadaan diam, berarti v1 = 0, v2 sebesar 10 m/s, dan massa benda m = 2 kg.
Dengan mempergunakan Persamaan (1–10), diperoleh :
a. Usaha yang dilakukan oleh gaya F:
W = ½ mv22− ½ mv12
W= (1/2)(2 kg)(10 m/s)2 – 0
W = 100 joule.
b. Jarak yang ditempuh:
W = Fs → 100 J = (20 N)(s)
s = 100J / 20N = 5 meter
|
Sebuah sepeda yang massanya 40 kg
bergerak dengan kecepatan 10 m/s. Tentukan besar energi kinetik sepeda
tersebut!
a. 1000 joule
a. 1000 joule
b.
1200 joule
c.
2000 joule
d.
2200 joule
e.
2400 joule
Dik : m = 40 kg
v = 10 m /s
dit : Ek =
….?
Jawaban
:
Ek = 1/2 m v2
Ek = 1/2 x 40 x 102
Ek = 2000 joule
Ek = 1/2 m v2
Ek = 1/2 x 40 x 102
Ek = 2000 joule
Jawab : C
Catatan Fisika :
Ketiga mesin utama pesawat luar angkasa
dapat menghasilkan daya sebesar 33.000 MW. Daya sebesar ini dihasilkan
ketiga mesin tersebut dengan membakar 3.400 kg bahan bakar setiap sekon.
Hal ini, seperti mengosongkan kolam renang berukuran sedang dalam waktu 20
sekon. (Sumber: Conceptual Physic, 1998)
|
2.Gaya-Gaya Konservatif dan
Nonkonservatif
Contoh gaya konservatif adalah gaya gravitasi,
gaya pegas, dan gaya listrik.
Gaya konservatif adalah gaya yang tidak bergantung pada
jenis lintasan yang ditempuh, melainkan hanya bergantung pada kedudukan
awal dan akhir saja
|
Sementara itu, kebalikan gaya
konservatif disebut gaya konservatif. Contohnya gaya gesek hambatan udara
dorongan motor atau roket, dorongan orang dan tarikan orang.
Gaya nonkonservatif
adalah gaya yang bergantung pada jenis lintasannya.
|
Semakin jauh lintasan menggeser
kotak, akan membutuhkan usaha yang besar
guna mengatasi gaya gesek. Karena arah gaya gesek selalu berlawanan
dengan arah perpindahan benda.
Pada gerak satu silkus ini, mari
bandingkanusaha total oleh gaya gravitasi dan
usaha total oleh gaya gesek.
Gaya gervitasi (gaya konservatif)
Usah
ditentukan oleh posisi awal dan akhir
·
Usaha
dari A ke B
WAB = m.g (hb – ha)
= m.g (h – 0)
= m.g.h
·
Usaha
dari B ke A
WAB = m.g (hA –hB) = m.g (h – 0)
= - m.g.h
·
Usaha
total dari A ke B kembali ke A
Wtotal = WAB + WBA
= mgh – mgh = 0
Usaha total dalam satu siklus yang dipengaruhi gaya konservatif adalah
nol.
Gaya gesekan (gaya nonkonservatif)
·
Usaha
dari A ke B
WAB = - fs
·
Usaha
dari B ke A
WBA = - fs
(karena gaya gesekan selalu memiliki arah berlawanan gerak benda)
·
Usaha
total dari A ke B kembali ke B
Wtotal = WAB + WBA
= - fs + (-fs)
= -2fs
Usaha total dalam satu siklus yang dipengaruhi gaya nonkonservatif
ditentukan oleh panjang lintasan s.
Nama : Widya Wulandari
Kelas : 11 IPA 2
Kelompok : 1
3. ENERGI POTENSIAL
Suatu benda dapat
menyimpan energi karena kedudukan atau posisi benda tersebut. Contohnya, suatu
beban yang diangkat setinggi h akan memiliki energi potensial, sementara busur
panah yang berada pada posisi normal (saat busur itu tidak diregangkan) tidak
memiliki energi potensial.
Dengan demikian,
energi potensial adalah energi yang tersimpan dalam suatu benda
akibat kedudukan atau posisi benda tersebut dan suatu saat dapat
dimunculkan.
|
Energi
potensial terbagi atas dua, yaitu energi potensial gravitasi dan energi
potensial elastis.
a.
Energi potensial
gravitasi
ini timbul akibat tarikan gaya gravitasi
Bumi yang bekerja pada benda. Contoh energi potensial gravitasi ini adalah
seperti pada Gambar 5a.
Gambar 5. (a) Beban yang digantung pada
ketinggian tertentu memiliki energi potensial gravitasi. (b) Busur yang
teregang memiliki energi potensial elastis, sedangkan yang tidak teregang
tidak memiliki energi potensial. [2]
|
Jika massa beban
diperbesar, energi potensial gravitasinya juga akan membesar. Demikian juga,
apabila ketinggian benda dari tanah diperbesar, energi potensial gravitasi
beban tersebut akan semakin besar. Hubungan ini dinyatakan dengan persamaan :
EP=mgh
|
dengan: (1-3)
EP = energi potensial
(joule),
w = berat benda (newton)
= mg,
m = massa benda (kg),
g = percepatan gravitasi
bumi (m/s2), dan
h = tinggi benda (m).
Sebuah
benda yang berada pada suatu ketinggian tertentu apabila dilepaskan, akan
bergerak jatuh bebas sebab benda tersebut memiliki energi potensial gravitasi.
Energi potensial gravitasi benda yang mengalami jatuh bebas akan berubah karena
usaha yang dilakukan oleh gaya berat. Perhatikanlah Gambar 6.
Gambar 6. Usaha yang ditimbulkan oleh gaya
berat sebesar –mg(h2 – h1).
|
Apabila tinggi benda
mula-mula h1 usaha yang dilakukan oleh gaya berat untuk
mencapai tempat setinggi h1 adalah sebesar:
Ww = mgh1 – mgh2
Ww = mg (h2– h1)
Ww = mg(h2 – h1)
|
(1-4)
dengan:
Ww = usaha oleh gaya
berat.
Oleh karena mgh = EP, perubahan energi potensial gravitasinya dapat dinyatakan sebagai ΔEP sehingga Persamaan (1–4) dapat dituliskan :
Ww =- Δ EP
|
Contoh Soal
m
|
h2
Mula-mula, sebuah benda
dengan massa 2 kg berada di permukaan tanah. Kemudian, benda itu dipindahkan ke
atas meja yang memiliki ketinggian 1,25 m dari tanah. Berapakah perubahan
energi potensial benda tersebut? (g = 10 m/s2).
Penyelesaian
;
Diketahui: m = 2
kg, h2 = 1,25 m, dan g = 10 m/s2.
Ditanya ; ΔEP….?
Jawab :
Perubahan energi
potensial benda:
ΔEP = mg (h2 –
h1)
ΔEP = (2 kg) (10 m/s2)
(1,25 m – 0 m) = 25 joule
jadi, perubahan energi
potensialnya 25 joule.
Contoh Soal :
m
|
h1
Sebuah benda berada pada
ketinggian 40 m dari tanah. Kemudian, benda itu jatuh bebas. Berapakah usaha
yang dilakukan oleh gaya berat hingga benda sampai ke tanah? Diketahui massa
benda adalah 1,5 kg dan percepatan gravitasi bumi 10 m/s2.
Penyelesaian ;
Diketahui: h1 = 40 m, h2 = 0, m = 1,5 kg, dan g = 10 m/s2.
dit : W…?
Ww = mgh1 –
mgh2
Ww = mg (h2 – h1)
Ww = (1,5 kg)(10 m/s2)(40
m – 0 m)
Ww = 600 joule
Contoh
Soal :
Sebuah
benda bermassa 0,10 kg jatuh bebas vertikal dari ketinggian 2 m ke hamparan pasir.
Jika benda itu masuk sedalam 2 cm ke dalam pasir sebelum berhenti, besar gaya
rata-rata yang dilakukan pasir untuk menghambat benda adalah sekitar ....
a. 30 N
b. 50 N
c. 60 N
d. 90 N
e. 100 N
penyelesaian
;
di
ketahui ; s= 2cm, m=0,10kg,g=10 m/s2, Δh= 2,02 m
di Tanya ; F….?
di Tanya ; F….?
jawaban
;
Fs = mg Δh
(F )(2 cm) = (0,10
kg)(10 m/s2)
(2,02 m)
F = 100,1 N~100 N
Jawab: e
B. Energi
potensial elastis.
Energi potensial adalah energi yang tersimpan di dalam benda elastis
karena adanya gaya tekan dan gaya regang yang bekerja pada benda.
|
Contoh energi potensial
ini ditunjukkan pada Gambar 5b. Besarnya energi potensial elastis bergantung
pada besarnya gaya tekan atau gaya regang yang diberikan pada benda tersebut.
Anda
telah mempelajari sifat elastis pada pegas dan telah mengetahui bahwa gaya
pemulih pada pegas berbanding lurus dengan pertambahan panjangnya. Pegas yang
berada dalam keadaan tertekan atau teregang dikatakan memiliki energi potensial
elastis karena pegas tidak berada dalam keadaan posisi setimbang. Perhatikanlah
Gambar 7.
Grafik tersebut
menunjukkan kurva hubungan antara gaya dan pertambahan panjang pegas yang
memenuhi Hukum Hooke. Jika pada saat Anda menarik pegas dengan gaya
sebesar F1 pegas itu bertambah panjang
sebesar Δx1. Demikian pula, jika Anda menarik pegas dengan
gaya sebesar F2 pegas akan bertambah
panjang sebesar Δx2. Begitu seterusnya. Dengan demikian,
usaha total yang Anda berikan untuk meregangkan pegas adalah :
W = F1Δ x1 + F2Δ x2 +
...
|
Besarnya usaha total ini
sama dengan luas segitiga di bawah kurva F terhadap Δ x sehingga dapat
dituliskan
W = ½ F Δx
W = ½ (k Δx Δx)
W = ½ k Δx2
(1–6)
Oleh karena usaha yang
diberikan pada pegas ini akan tersimpan sebagai energi potensial, dapat
dituliskan persamaan energi potensial pegas adalah sebagai berikut.
EP = ½ kΔ x2
|
Energi potensial pegas
ini juga dapat berubah karena usaha yang dilakukan oleh gaya pegas. Besar usaha
yang dilakukan oleh gaya pegas itu dituliskan dengan persamaan
W = –Δ EP (1–7)
Contoh Soal
1.
Sebuah
pegas yang tergantung tanpa beban panjangnya 15 cm. Kemudian, ujung bawah pegas
diberi beban 5 kg sehingga pegas bertambah panjang menjadi 20 cm.
Tentukanlah:
a.
tetapan pegas, dan
b.
energi potensial elastis pegas.
penyelesaian
:
Diketahui: l0 =
15 cm, l1 = 20 cm = 0,2 m, dan m = 5 kg.
Ditanya : a. k….?
b. W…?
jawaban:
a. k =
=
=
= 1000 N/m
b. W=
k (
)2
=
(1.000 N/m) (5 x 10-2m )2
= 1,25 joule atau
W =
F (
)2
=
(50 N) (5 x 10-2m ) = 1,25 joule
Contoh Soal 9 ;
Perhatikan grafik
hubungan gaya (F) dan pertambahan panjang pegas (Δx) berikut. Tentukan energi
potensial elastis pegas pada saat pegas ditarik dengan gaya 50 N.
Penyelesaian :
Diketahui F = 50 N.
Ditanya
: W…?
Jawaban :
W = 1/2 (F) (Δx) = 1/2
(50 N) (2 m) = 50 joule
4. Hukum Kekekalan Energi Mekanik
Dalam
proses melakukan usaha, benda yang melakukan usaha itu memindahkan energi yang
dimilikinya ke benda lain. Energi yang dimiliki benda agar benda itu dapat
melakukan usaha dinamakan energi mekanik.
Gambar 9. Energi mekanik benda dalam bentuk
energi potensial dan energi kinetik dapat diubah menjadi usaha. [2]
|
Perhatikanlah Gambar 9.
Beban yang ditarik sampai di ketinggian h memiliki energi mekanik dalam bentuk
energi potensial. Saat tali yang menahan berat beban digunting, energi berubah
menjadi energi kinetik. Selanjutnya, saat beban menumbuk pasak yang terletak di
bawahnya, beban tersebut memberikan gaya yang menyebabkan pasak terbenam ke
dalam tanah. Beban itu dikatakan melakukan usaha pada pasak.
Dengan demikian, energi
mekanik dapat didefinisikan sebagai jumlah energi potensial dan energi kinetik
yang dimiliki oleh suatu benda, atau disebut juga energi total. Besarnya energi
mekanik suatu benda selalu tetap, sedangkan energi kinetik dan energi
potensialnya dapat berubah-ubah. Penulisannya secara matematis adalah sebagai
berikut.
Em = Ep + Ek
|
(1–12)
Benda
yang jatuh bebas akan mengalami perubahan energi kinetik dan energi potensial
gravitasi. Perhatikanlah Gambar 10.
Gambar 10. Hukum Kekekalan Energi Mekanik suatu
bola yang jatuh bebas dari ketinggian h1 dengan kecepatan awal v1 ke
ketinggian h2 dengan kecepatan v2.
|
Suatu bola dilepaskan
dari suatu ketinggian sehingga saat bola berada pada ketinggian h1 dari
permukaan tanah, bola itu memiliki v1 Setelah mencapai
ketinggian h2 dari permukaan tanah, kecepatan benda
berubah menjadi v2.
Saat bola benda berada
di ketinggian h1 energi potensial gravitasinya
adalah EP1 dan energi kinetiknya EK1.
Saat benda mencapai ketinggian h2 energi potensialnya
dinyatakan sebagai EP2 dan energi kinetiknya EK2.
Anda telah mempelajari bahwa perubahan energi kinetik dan energi potensial
benda adalah usaha yang dilakukan gaya pada benda. Dengan demikian, dapat
dituliskan
W = ΔEK = ΔEP
EK2 – EK1 =
EP1 – EP2
EP1 + EK1 =
EP2 + EK2
mgh1 + ½ mv12 =
mgh2 + ½ mv22
(1–13)
Persamaan (1–13) ini
disebut Hukum Kekekalan Energi Mekanik.
Contoh Soal 12 :
Sebuah benda berada
dalam keadaan diam pada ketinggian 80 cm dari permukaan tanah. Massa benda 5 kg
dan percepatan gravitasi bumi g = 10 m/s2. Tentukan energi mekanik
benda tersebut.
Penyelesaian :
Penyelesaian :
Diketahui: v = 0 m/s, h
= 80 cm = 0,8 m, dan g = 10 m/s2.
Ditanya
: EM?
jawaban :
jawaban :
EM = EP
+ EK
EM = mgh + ½
mv2
EM = (5 kg)(10
m/s2)(0,8 m) + 0 = 40 joule
Jadi, energi mekanik
benda yang diam akan sama dengan energi potensialnya karena energi kinetiknya
nol.
Contoh Soal 13 :
Sebuah
bola yang massanya 2 kg jatuh bebas dari ketinggian 30 meter. Jika g = 10 m/s2,
pada saat bola tersebut mencapai ketinggian 10 meter dari permukaan tanah,
tentukanlah:
a.
kecepatannya,
b.
energi kinetiknya, dan
c.
energi potensialnya.
Penyelesaian
:
Diketahui:
m = 2 kg, h1 = 30 m, h2 = 10 m, dan g
= 10 m/s2.
a.
Kecepatan pada kedudukan (2):
v22 = v12 + 2g(h1 – h2) = 0 + (2 kg)(10 m/s2)(20 m)
=
= 20 m/s
b.
Energi kinetik pada kedudukan (2):
EK2 = ½ mv22 = ½ (2 kg)(20 m/s)2 = 400 joule
EK2 = ½ mv22 = ½ (2 kg)(20 m/s)2 = 400 joule
c.
Energi potensial pada kedudukan (2):
EP2 = mgh2 = (2 kg)(10 m/s2)(10 m) = 400 joule
Contoh
Soal 14 :
Sebuah
benda jatuh dari ketinggian 6 meter dari atas tanah. Berapakah kecepatan benda
tersebut pada saat mencapai ketinggian 1 meter dari tanah, jika percepatan
gravitasi bumi 10 m/s2?
Penyelesaian :
Diketahui: h1 = 6 m, h2 = 1 m, dan g = 10 m/s2.
ditanya : V…?
jawaban :
EP1 +
EK1 = EP2 + EK2
mgh1 + = mgh2 +
mgh1 + = mgh2 +
gh1
+
= gh2 +
benda
jatuh bebas , berarti
= 0 maka
=
+
(10
2) (6 m) = (10
2) (1 m) +
60
m2/s2 = 10 m2/s2 +
50 m2/s2 =
= 100
V
= 10 m/s
Nama
: Denia Triana Putri
Kelas
: 11 IPA 2
Kelompok
: 1
5. Penerapan Hukum Kekekalan Energi Mekanik
dalam Kehidupan Sehari – hari
Hukum kekekalan energi mekanik banyak diterapkan
dalam kehidupan sehari hari. Misal nya ayunan bandul jam, roller – coaster,
lompat galah, dan pistol mainan.
a.
Ayunan
Bandul Jam
Untuk menggerakan benda yang
diikatkan pada ujung tali, benda tersebut kita tarik ke kanan hingga mencapai
titik A. Ketika benda belum dilepaskan (benda masih diam), Energi Potensial
benda bernilai maksimum, sedangkan EK = 0 (EK = 0 karena benda diam ). Pada
posisi ini, EM = EP. Ingat bahwa pada benda bekerja gaya berat w = mg. Ketika
benda bergerak dari titik A, EP menjadi berkurang karena h makin kecil. Sebaliknya EK benda bertambah karena benda telah
bergerak. Pada saat benda mencapai posisi B, kecepatan benda bernilai maksimum,
sehingga pada titik B Energi Kinetik menjadi bernilai maksimum sedangkan EP
bernilai minimum. Karena pada titik B kecepatan benda maksimum, maka benda
bergerak terus ke titik C. Semakin mendekati titik C, kecepatan benda makin berkurang
sedangkan h makin besar. Ketika tepat
berada di titik C, benda berhenti sesaat sehingga v = 0. karena v = 0 maka EK =
0. pada posisi ini, EP bernilai maksimum karena h bernilai maksimum. EM pada
titik C = EP. Semakin mendekati titik B, kecepatan gerak benda makin besar,
karenanya EK semakin bertambah dan bernilai maksimum pada saat benda tepat
berada pada titik B. Semikian seterusnya, selalu terjadi perubahan antara EK
dan EP. Total Energi Mekanik bernilai tetap (EM =EP + EK).
b.
Roller – Coaster
Em1 = Em2
Ep1 + Ek1 = Ep2 + Ek2
Energi Potensial
Energi potensial, EP, yakni energi yang “dikandung” roller coaster
dikarenakan oleh posisinya:
·
bernilai
maksimum di posisi puncak lintasan.
·
bernilai nol
di posisi “lembah” (posisi terendah) lintasan.
Energi potensial diubah menjadi energi kinetik ketika roller coaster
bergerak menurun.
Energi Kinetik
Energi Kinetik, Ek, yakni energi yang dihasilkan oleh roller coaster karena
geraknya (dalam hal ini kecepatan).
·
Bernilai nol
di posisi puncak lintasan.
·
Bernilai maksimum
di posisi “lembah” (posisi terendah) lintasan.
Energi kinetik di ubah menjadi energi potensial ketika roller coaster
bergerak menaik.
Dalam proses perubahan energi Ek menjadi Ep dan Ep
menjadi Ek ini, sebagian energi diubah menjadi energi panas (kalor) karena
adanya gesekan (friksi). Misal, roda roller coaster dengan rel lintasan. Energi
total sistem tidak bertambah atau berkurang. Energi “hanya” berubah bentuk
(misal: Ek, Ep, kalor).
1. Di titik A, roller coaster memiliki
EPmaks dan EK nol, karena roller coaster belum bergerak.
2. Di titik B. roller coaster memiliki
laju maks maka ia terus bergerak ke titik C.
3. Di titik C benda tidak berhenti tapi
sedang bergerak dengan laju tertentu, sehingga pada titik ini roller coaster
berada pada ketinggian maks dari lintasa n
lingkaran. Roller coaster terus bergerak kembali ke titik C. Pada titik C,
semua EK Roller coaster kembali bernilai maks sedangkan EP-nya nol.
Energi Mekanik bernilai tetap sepanjang lintasan karena kita menganggap
bahwa tidak ada gaya gesekan, maka Roller coaster akan terus bergerak lagi ke
titik C dan seterusnya.
c.
Lompat Galah
Mula-mula pelompat mengerahkan
energi kimia dalam tubuhnya untuk berlari sambil memegang ujung galah dengan
kedua tangannya. Disini terjadi konversi dari energi kinetik pelompat yang
berlari. Tepat dibelakang palang, pelompat yang sedang berlari menancapkan
ujung galah lainnya ke dalam sebuah soket yang terdapat di tanah. Energi
kinetik pelompat di simpan sementara dalam galah yang membengkok sebagai energi
potensial elastik galah. Ketika galah melurus, energi potensial elastik galah
dikembalikan ke pelompat, sebagian sebagai energi potensial gravitasi (dapat
menaikkan ketinggian pelompat sampai 6 meter dari tanah) dan sebagian lagi
sebagai energi kinetik untuk melontarkan pelompat dengan kecepatan awal
tertentu saat ia melepaskan pegangannya pada galah. Begitu ia melepaskan
pegangan pada galah, pelompat menempuh lintasan parabola. Ia akan bergerak
melengkung naik dahulu dengan kelajuan yang makin berkurng karena energi
kinetik lontarannya sebagian berubah menjadi energi potensial gravitasi
pelompat. Karena itu setelah lepas dari galah, ia masih bergerak naik untuk
mencapai ketinggian maksimumnya, yang di atur tepat vertikal di atas palang.
Selanjutnya pelompat akan terlontar
ke bawah menempuh lintasan melengkung turun karena energi potensial
gravitasinya diubah ke energi kinetik. Sesaat sebelum menyentuh tanah semua
energi potensial gravitasi pelompat terhadap tanah yang dimilikinya pada
ketinggian maksimumnya telah di ubah seluruhnya menjadi energi kinetik.
Jika semua hambatan dan gesekan
diabaikan maka energi kimia yang semula dikerahkan oleh pelompat yang berlari
akan sama dengan energi potensial gravitasi pelompat di titik tertingginya dan
juga sama dengan energi kinetik pelompat sesaat sebelum mendarat di tanah. Ini
membuktikan berlakunya hukum kekekalan energi mekanik.
d.
Pistol
Mainan
Anak panah mainan ditekankan pada
pegas dalam pistol sehingga pegas tertekan. Akibatnya pegas menyimpan energi
potensial pegas, kecepatan anak panah menjadi nol. Jika pelatuk dibuka hingga
pegas merenggang sehingga energi potensial pegas dipindahkan pada anak panah
dan di ubah menjadi energi kinetik maka anak panah akan melesat. Jika anak
panah tidak terjadi gesekan maka berlaku hukum kekekalan energi mekanik.
6. Energi Mekanik dan Gaya – Gaya Nonkonservatif
Andaikan ada gaya selain gaya gravitasi yang bekerja
pada benda, misalnya pada pemain ski yang meluncur menuruni sebuah bukit es.
Jika tidak ada gaya gesek maka energi kinetik pemain
ski sama dengan berkurangnya energi potensial gravitasinya. Namun, jika ada
gesekan berupa gaya nonkonservatif, energi mekanik total pemain ski tersebut
menjadi tidak tetap. Usaha yang dilakukan oleh kedua gaya sama dengan perubahan
energi kinetik nya, yaitu : WB + Wf =
∆EK
Usaha yang dilakukan oleh gaya berat sama dengan
pengurangan energi potensial gravitasi (-∆Ep).
Sehingga persamaan menjadi :
Wf + WB
=
∆EK
Wf + ∆EP = ∆EK
-
=
+
=
+
Wf =
(∆Em)B
– (∆Em)A
Atau
Wf =
∆Em
Contoh Soal
1. Sebuah
mobil yang massanya 100 kg mula – mula bergerak dengan kecepatan tetap 8 m/s.
kemudian, mobil itu di rem, hingga berhenti setelah menempuh jarak 20 m.
Tentukan :
a. Besarnya
gaya pengereman
b. Usaha
pengereman!
Ø Penyelesaian :
Diketahui : m = 100
kg
VA = 8 m/s
VB = 0
S = 20
m
Ditanyakan : F
..? dan W ..?
a.
W
= ∆Ek
fs = EkB - EkA
f x 20 =
-
20f = 0 -
x 100 x (8)2
f=
= 160 N
Jadi,
besar gaya pengereman adalah 160 N.
b.
W
= ∆Ek
= ∆EkB
- ∆EkA
= -3.200 J
Atau
W = -fs = -1.60 x 20 = -3.200 J
Jadi,
besar usaha dari pengereman adalah 3.200 J. Tanda negative (-) karena usaha
perlambatan.
2. Suatu
talang yang berbentuk lingkaran AB jari – jari 4 m. benda bermassa 6 kg di
lepas di A hingga meluncur ke bawah tepat di B dan ternyata kecepatannya saat
di B sebesar 7 m/s (g = 10 m/s2). Tentukan usaha dari gaya gesek
yang di lakukan talang pada bola!
Penyelesaian
:
Di
ketahui : R= 4 m VB
= 7 m/s
m = 6 kg g = 10 m/s2
VA = 0
Ditanyakan
: Wf = …?
Jawab
:
Energi
mekanik di A
EmA
= EpA + EkA = mghA +
mvA2 = (6
10
4) + 0 = 240 J
Energi
mekanik di B
EmB
= EpB + EkB = mghB +
mvB2 = 0 + (
6
(7)2) + 0 = 147 J
Usaha
yang di lakukan karena gaya gesek adalah
Wf
= ∆Em = EmB
–EmA = 147 – 240 = -93 J
Jadi
usaha yang di lakukan karena gaya gesek adalah 93 J.
No comments:
Post a Comment